Langsung ke konten utama

Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86)
Kalimat Turunan adalah Kalimat non inti merupakan hasil proses dari transformasi Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada Subjek dan Predikat sebagai intinya.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

1.2      RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2.      Apa saja batasan kalimat efektif yang benar ?
3.      Apa saja unsur-unsur kalimat efektif ?
4.      Apa yang dimaksud kalimat turunan ?
5.      Apa ciri-ciri kalimat turunan ?
6.      Bagaimana Proses pembentukan kalimat turunan ?
7.      Apa saja unsur-unsur kalimat turunan ?

1.3    Tujuan

1.      Dapat menjelaskan pengertian tentang kalimat efektif
2.     Dapat menjelaskan tentang batasan kalimat efektif yang benar
3.     Dapat menjelaskan unsur-unsur kalimat efektif
4.     Dapat menjelaskan pengertian tentang kalimat turunan
5.     Dapat menjelaskan ciri-ciri kalimat turunan
6.     Dapat menjelaskan proses pembentukan kalimat turunan
7.     Dapat menjelaskan unsur-unsur kalimat turunan
8.   Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan benar
9.     Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
10.Menjaga kemurnian bahasa Indonesia


BAB 2
PEMBAHASAN


2.1     Kalimat Efektif
2.1.1  Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

2.1.2  Syarat Syarat Kalimat Efektif
Adapun syarat dari kalimat efektif ada 4 yaitu:
1.      Mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
2.      Tidak menimbulkan kesalahan  dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3.      Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4.      Sistematis dan tidak bertele-tele.

2.1.3   Unsur-Unsur Kalimat Efektif

1.      Kesepadaan Struktur
Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:
o   Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh :
Ø  Bagai semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Tidak efektif)
Ø  Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Efektif)
Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan subjek.
o   Tidak memiliki subjek yang ganda didalam kalimat tunggal.
Contoh :
Ø  Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak Efekti)
Ø  Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)

2.      Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.
Contoh:
Ø  Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif. (Tidak efektif)
Ø  Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. (Efektif)

3.      Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:
o   Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
Ø  Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren. (Tidak efektif)
Ø  Saya tidak suka buah apel dan duren. (Efektif)
o   Menghindari kesinoniman dalam kalimat
 Contoh:
Ø  Saya hanya memiliki 3 buah buku saja. (Tidak efektif)
Ø  Saya hanya memiliki 3 buah buku. (Efektif) 
o   Menghindari penjamakan kata pada kata jamak
Contoh:
Ø  Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Tidak efektif)
Ø  Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Efektif)

4.      Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
Ø  Guru baru pergi ke ruang guru. (Tidak efektif)
Ø  Guru yang baru pergi ke ruang guru. (Efektif)

5.      Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut. Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.
o   Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Ø  Sudah saya baca buku itu. (Tidak efektif)
Ø  Buku itu sudah saya baca. (Efektif)
o   Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
Ø  Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden. (Tidak efektif)
Ø  Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur. (Efektif)

6.      Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1.    Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Contoh kalimat tidak padu: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.  Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a.       Surat itu saya sudah baca.
b.      Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
3.   Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a.       Surat itu sudah saya baca.
b.      Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
4.   Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a.       Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b.      Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a.       Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b.      Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
  
7.      Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat di bawah ini:
a.       Waktu dan tempat kami persilakan.
b.      Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
c.       Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
d.      Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut:
a.       Bapak Menteri kami persilakan.
b.      Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
c.       Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
d.      Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.

2.1.4        Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya

1.      Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
·         Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
·         Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.

2.      Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·         Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Sehingga menjadi : 
·         Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3.      Salah Pemilihan Kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·         Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4.      Salah Nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·         Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.

5.      Pengaruh Bahasa Asing atau Daerah (interfrensi)
A.    Bahasa Asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
·         Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

B.     Bahasa Daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
·         Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
·         Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
·         Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan:
Masuknya lewat mana?

6.      Kata Depan Yang Tidak Perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
·         Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

2.1.5        Hal yang Mengakibatkan Suatu Tuturan Menjadi Kurang Efektif
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain:
1.         Kurang Padunya Kesatuan Gagasan
Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:
Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan. Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.

2.      Kurang Ekonomis Pemakaian Kota
Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut maknanya, misalnya:
·         Membicarakan tentang transmigrasi
Seharusnya: Membicarakan transmigrasi
·         Sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: Sudah selayaknya apabila
·         Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan.

3.      Kurang Logis Susunan Gagasannya
Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada contoh berikut:
Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.

4.      Pemakaian Kata-kata Yang Kurang Sesuai Ragam Bahasanya
Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.
·  Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.
·    Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan, sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.

5.      Konstribusi Yang Bermakna Ganda
Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah, namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga tergolong kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat pada kalimat-kalimat:
·         Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.
Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.
·         Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika kata baru menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.

6.      Penyusunan Kalimat Yang Kurang Cermat
Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang efektif.
·   Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut:
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia, memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia. Hal ini memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh.

7.      Bentuk Kata Dalam Perincian Yang Tidak Sejajar
Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga (sejajar).
Contoh kalimat yang perinciannya tidak sejajar:
·  Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data.
·    Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Atau:
Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.

2.2      Kalimat Turunan
2.2.1   Pengertian Kalimat Turunan
Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa sederhana dan unsur kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.
Kalimat Turunan adalah Kalimat non inti merupakan hasil proses dari mentransformasikan Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.

2.2.2   Ciri-Ciri Kalimat Turunan
Adapun ciri-ciri dari kalimat turunan:
1.      Bersusun / majemuk.
2.      Tidak sempurna, elips.
3.      Berbentuk pertanyaan atau perintah
4.      Bersifat medial, pasif dan negatif.

2.2.3    Proses Pembentukan Kalimat Turunan
a.       jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w.
Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
b.      me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v.
Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
c.       me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*.
Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
d.      me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h.
Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
e.       me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata.
Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
f.       me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*.
Contoh:me- + sapu → menyapu*.

2.2.4        Aturan Khusus Kalimat Turunan
Ada beberapa aturan pembentukan kata turunan nya, yaitu:
1.         ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2.         ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3.         pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4.         pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)


BAB 3
PENUTUP

3.1         KESIMPULAN
Jadi bisa di ambil kesimplan bahwa, kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Kalimat Turunan adalah hasil proses dari mentransformasikan Kalimat Inti. Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Cibitung

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk . (“ICBP”) merupakan salah satu produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha utama antara lain mi e instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman. Guna mendukung kegiatan usaha utamanya, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan yang memproduksi baik kemasan fleksibel maupun karton. ICBP menawarkan berbagai pilihan produk solusi sehari-hari bagi konsumen di segala usia dan segmen pasar, melalui lebih dari 40 merek produk. Banyak di antara merek-merek tersebut merupakan merek terkemuka dengan posisi pasar yang signifikan di Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen selama bertahun-tahun. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang ekstensif dari perusahaan induk, sebagian besar produk ICBP telah tersedia di seluruh nusantara, dan juga dapat memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu dan lebih efisien. Kegiatan operasional yang

Peran, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia

BAB I P ENDAHULUAN 1.1       Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Bahasa Indonesia itu sendiri merupakan bahasa yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu,namun tidak semua orang mengerti peranan dan fungsi dari bahasa Indonesia tersebut selain menjadi alat komunikasi,dan tidak semua orang mengerti kedudukan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja,tetapi seluruh warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. 1.2       Tujuan Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari peran,fungsi serta kedudukan bahasa Indonesia. Karena sebagai warga Indonesia kita wajib mengetahui dan memahami peran,fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia secara umum. 1.3       Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari bahasa 2. Apa pengertian dari bahasa Indones